Bertepatan dengan Hari Bumi Sedunia, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (Saratoga), East Ventures, dan PT Xurya Daya Indonesia (Xurya) mengajak masyarakat, terutama para pelaku industri dan bisnis untuk berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon melalui kegiatan diskusi bertajuk “Invest in Our Planet : How Saving Our Planet should also Save Your Money”. Diskusi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengurangi jejak karbon dengan cara membenahi penggunaan energi, mengelola benda yang tidak terpakai dan memulihkan pelestarian keanekaragaman hayati.

 

Penggunaan energi fosil sebagai pembangkit listrik masih didominasi oleh pelaku industri dan bisnis, padahal emisi karbon yang dihasilkan oleh energi fosil cukup tinggi yakni mencapai 1,24 ton CO2 per MegaWatt (MW). Membenahi penggunaan energi fosil menjadi penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) salah satunya PLTS Atap, perlu dilakukan guna melepaskan ketergantungan terhadap energi fosil dan membantu menekan laju pemanasan global.

 

Eka Himawan, Co-founder & Managing Director Xurya Daya mengatakan, “Meningkatkan efisiensi energi melalui penggunaan energi terbarukan dapat mengurangi jejak karbon bagi masyarakat, terutama pelaku industri dan bisnis. Selain murah dan mudah, instalasi PLTS Atap juga dapat menjadi solusi dalam menghasilkan energi bersih dan menekan percepatan perubahan iklim.”

 

Selain membenahi penggunaan energi, salah satu opsi untuk mendukung lingkungan yang berkelanjutan adalah pengelolaan sampah, mengingat sampah tidak hanya menjadi permasalahan di darat, tetapi juga di lautan. Pengelolaan sampah perlu dilakukan untuk mengurangi volume sampah dari sisa pengelolaan produksi, distribusi, hingga konsumsi dengan mendaur ulang dan tidak menimbun atau membakarnya.

 

Bijaksana Junerosano, Founder & CEO Waste4Change mengatakan, "Menjaga kelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab bersama dan harus dimulai sesegera mungkin, mengingat kerusakan lingkungan lebih cepat ketimbang solusi yang diterapkan. Mulai dari hal yang mendasar, seperti mengelola sampah ataupun limbah perusahaan secara bijaksana dan bertanggung jawab, sehingga akan mempercepat terciptanya ekonomi sirkular."

 

Tidak hanya itu, restorasi ekosistem dan hutan yang telah terdegradasi juga berperan sangat signifikan dalam penurunan gas rumah kaca (GRK) yang menjadi faktor penting dalam pengendalian perubahan iklim. Tidak hanya pemerintah, restorasi hutan juga perlu dilakukan oleh multistakeholder agar tetap terjaganya keanekaragaman hayati dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.

 

Jerffrey Chatellier, CEO Forest Carbon menambahkan, “Restorasi hutan juga perlu dilakukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Hal ini juga membutuhkan keterlibatan masyarakat sekitar, karena pemberdayaan masyarakat berkontribusi memajukan solusi lokal dan mendorong partisipasi aktif dalam restorasi ekosistem hutan.”

 

Perusahaan yang memberikan dampak sosial dan lingkungan juga menarik para investor global untuk memberikan pendanaan. Hal ini yang dilakukan oleh East Ventures, perusahaan venture capital terkemuka di Asia Tenggara yang menerapkan pendekatan ESG dalam investasi dan juga Saratoga, sebagai perusahaan investasi aktif terkemuka dengan pengalaman dan keahlian di bidang investasi selama lebih dari dua dekade di Indonesia maupun Asia Tenggara.

 

East Ventures dan Saratoga terus berkomitmen untuk terus memberikan dampak melalui investasinya, salah satunya dengan memberikan dukungan kepada perusahaan yang memiliki visi untuk membenahi, mengelola dan melestarikan keanekaragaman hayati seperti yang dilakukan oleh Xurya, Waste4Change, dan Forest Carbon.