Setelah tahun lalu 14 pebisnis di Indonesia menyatakan dukungannya pada Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA), kini PT Xurya Daya Indonesia (Xurya) sebagai startup energi terbarukan yang mempelopori metode Rp 0,- dalam pembiayaan PLTS Atap berhasil menambah daftar perusahaan yang menggunakan PLTS Atap. Beberapa perusahaan tersebut diantaranya PT Softex Indonesia, PT Evi Asia Tenggara (CoHive coworking space), Griya Idola Industrial Park (Barito Pacific Group), Grand Splash Waterpark, Global Sevilla School, PT IndahTex Utama, dan PT Hakiki Donarta. Dalam memperingati tiga tahun terbentuknya GNSSA, Xurya juga memperkenalkan layanan purna jual (after-sales) perawatan PLTS Atap sebagai bentuk komitmennya kepada para pelanggan agar PLTS yang sudah terpasang di fasilitas mereka tetap berjalan dengan aman dan efisien. Layanan purna jual ini dilakukan oleh Xurya secara berkala yang meliputi inspeksi visual & mekanikal balance of system (BOS), inspeksi visual modul & array hingga ke pembersihan modul PV. Eka Himawan, Managing Director Xurya mengatakan, "Tahun lalu kami telah mengumumkan 14 perusahaan yang menyatakan dukungannya terhadap GNSSA, tahun ini kapasitas terpasang PLTS Atap oleh Xurya mengalami kenaikan hingga 9X lipat. Kami selalu berkomitmen dalam mendukung gerakan tersebut, salah satunya dengan memberikan layanan purna jual perawatan panel surya secara gratis kepada pelanggan untuk memastikan panel surya selalu dalam keadaan bersih dan tidak ada kerusakan, sehingga kinerjanya lebih aman dan efisien,” PT Softex Indonesia (Softex) sebagai produsen popok dan pembalut terkemuka di Indonesia juga turut berpartisipasi pada gerakan ini. Bersama Xurya, saat ini Softex sedang menyelesaikan proyek pembangunan PLTS Atap sebesar 630 kWp di pabriknya yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur. Penggunaan PLTS Atap ini juga sebagai bentuk implementasi Softex dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan dari hulu hingga hilir. “Kami telah menjalankan program efisiensi energi dan material sejak tahun 2017 dan tahun ini bersama Xurya kami sedang menyelesaikan proyek pembangunan PLTS Atap sebesar 630 kWp di pabrik Sidoarjo. Program ini tidak hanya untuk menurunkan konsumsi energi, namun juga berdampak pada penurunan emisi gas rumah kaca dan biaya operasional. Kalau dikonversikan, melalui pemasangan PLTS Atap ini kami akan menghemat kurang lebih 887.922 kWh setiap tahunnya dan menekan produksi CO2 sebesar 829.319 kg selama satu tahun” ujar Honey Liwe, Sustainability Project Leader PT Softex Indonesia. Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) yang dideklarasikan oleh Kementerian ESDM bersama para penggiat energi surya pada September 2017, merupakan gerakan untuk mendukung dan mempercepat pemanfaatan teknologi listrik surya untuk memenuhi target pengembangan energi terbarukan yang telah ditetapkan oleh Kebijakan Energi Nasional (KEN) sebesar 23% dari total bauran energi primer pada 2025. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) diharapkan berkontribusi sebesar 14% atau 6,4 GW dari total kapasitas 45 GW pembangkit listrik. Andhika Prastawa, Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) mengatakan, “Pada tahun ketiga GNSSA semakin bertumbuh, dimana kapasitas terpasang energi surya mengalami kenaikan hingga 73% - dari 88,04 MW pada 2018 menjadi 152,33 MW pada 2019. Kami terus berusaha bersama Xurya untuk menggandeng lebih banyak lagi pelaku bisnis dan industri dalam mendukung gerakan sejuta PLTS Atap, sehingga akan tersedia penggunaan listrik yang bersih dan berkelanjutan. Seperti yang diketahui, energi surya memiliki potensi paling besar dibandingkan EBT lainnya yaitu lebih dari 207,8 GWp, sehingga energi ini masih dapat dimaksimalkan potensinya. Selain dengan inisiatif seperti GNSSA, salah satu cara pemerintah untuk memaksimalkan energi surya adalah dengan mendorong investasi di sektor EBT. Harris, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM mengungkapkan, “Pemerintah tengah melakukan berbagai upaya untuk mendorong investasi EBT, seperti perbaikan tata kelola pengembangan EBT, pengadaan PLT EBT berskala masif, memberikan insentif dan kemudahan investasi, mengembangkan infrastruktur jaringan, penetapan kuota EBT oleh pemerintah dan revisi peraturan untuk mendukung pengembangan EBT, khususnya tentang pemanfaatan PLTS Atap. Oleh karena itu kami sangat berharap konstruksi PLTS Softex Indonesia agar berjalan lancar, dan kami berterima kasih kedua belah pihak untuk mendukung upaya kami” Menanggapi hal tersebut, Eka menambahkan “Sebagai pelaku di sektor EBT, kami sangat terbantu dengan usaha pemerintah dalam membuat sektor ini semakin menarik. Karena kami tahu bahwa untuk mencapai target bauran energi bukanlah hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga melibatkan semua pihak. Kami akan terus mengajak lebih banyak lagi para pelaku bisnis dan industri untuk mulai mengadopsi PLTS Atap, untuk masa depan Indonesia yang lebih bersih.