Xurya, start-up energi terbarukan yang mempelopori metode sewa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap tanpa biaya awal di Indonesia, mengumumkan telah memperoleh dana investasi sebesar 55 juta dollar AS. Putaran investasi kali ini dipimpin oleh Norwegian Climate Investment Fund yang dikelola oleh Norfund, bersama dengan Swedfund, Clime Capital sebagai pengelola SEACEF II, British International Investment (BII), dan AC Ventures. Dengan penambahan investasi ini, total pendanaan yang telah diterima Xurya sampai saat ini telah mencapai lebih dari 88 juta dollar AS (Rp 1,5 triliun).


Xurya menjadi perusahaan energi terbarukan pertama di Indonesia yang mendapatkan pendanaan secara langsung dari Norwegian Climate Investment Fund dan Swedfund, yaitu Development Finance Institution (DFI) dari Swedia. Xurya juga merupakan investasi ekuitas perdana di Indonesia oleh BII, yang merupakan DFI dan impact investor dari Inggris, sesuai dengan strategi investasi 2022-2026 mereka saat ini. Sedangkan Clime Capital dan AC Ventures sudah pernah memberikan pendanaan untuk Xurya pada putaran sebelumnya. 


Xurya adalah perusahaan Indonesia pertama yang menawarkan skema sewa PLTS atap tanpa biaya awal, yang telah membantu mendorong pesatnya pemasangan PLTS atap akhir-akhir ini terutamanya di sektor komersial dan industrial. Sampai sekarang, tim Xurya terus berinovasi dan menjadi pionir dalam berbagai hal di industri ini, seperti menjadi yang pertama di Indonesia dalam menggunakan internet of things (IoT) untuk pengoperasian PLTS dari jarak jauh, dan penerapan machine learning dalam pengoperasian PLTS. 


Eka Himawan, Managing Director Xurya, menjelaskan bahwa dana segar ini akan membantu Xurya agar mampu bersaing dalam skala global. “Dengan dukungan para investor kelas dunia ini, kami tidak hanya akan terus menghasilkan inovasi guna mendukung transisi energi nasional yang berkelanjutan, namun juga berambisi untuk menjadi perusahaan kelas dunia dalam beberapa tahun mendatang,” tutur Eka.


Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim. Untuk mengatasi risiko tersebut, Pemerintah Indonesia telah menyusun sebuah roadmap untuk merealisasikan target net zero emission (NZE) sebelum tahun 2060, yang di dalamnya termasuk peningkatan porsi energi terbarukan seperti PLTS dalam bauran energi nasional.


Anders Blom, SVP Renewable Energy Norfund, mengatakan, “Norfund antusias mendapatkan kesempatan untuk memimpin putaran investasi di Xurya kali ini. Kami memobilisasi modal swasta dan publik ke dalam perusahaan yang berkontribusi vital terhadap transisi energi di Indonesia. Investasi ini selaras dengan misi Climate Investment Fund, yaitu berkontribusi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca melalui investasi dalam sektor energi terbarukan di negara berkembang.”


Gunilla Nilsson, Investment Director Energy & Climate Swedfund, juga menyampaikan, “Kami bangga telah bermitra dengan Xurya dalam investasi langsung pertama kami di sektor energi terbarukan di Indonesia. Dengan misi bersama untuk memerangi perubahan iklim di negara yang memiliki emisi karbon yang tinggi, dan dengan fokus pada pengukuran dampak [sosial dan lingkungan], kami harap kami dapat berkontribusi aktif bagi masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan.”


Mason Wallick, Chief Executive Officer Clime Capital, menambahkan, "Kami bangga dapat mendukung Xurya lagi setelah investasi awal kami pada tahun 2020 -- investasi pertama kami dilakukan setelah peluncuran Clime Capital di tengah pelbagai pembatasan akibat COVID-19. Investasi lanjutan ini tentunya menjadi bukti efektivitas model kerja Clime Capital yang memberikan modal tahap awal ke perusahaan energi ramah lingkungan yang berpotensi dan tengah berkembang, guna membantu mempercepat pertumbuhan bisnis mereka."


Srini Nagarajan, Managing Director and Head of Asia BII, mengatakan “Kami sangat senang bisa mendukung perusahaan seperti Xurya, yang menjadi pendorong inovasi di pasar energi surya komersial dan industri di Indonesia. Sebagai DFI dari Inggris, investasi ini merupakan komitmen kami terhadap pembangunan berkelanjutan untuk memperkuat kemitraan kami dengan bangsa Indonesia dalam mencapai masa depan yang lebih hijau dan tangguh. Hal ini menjadi lebih istimewa karena tahun ini kita merayakan 75 tahun hubungan diplomatik antara Inggris dan Indonesia.”


Helen Wong, Managing Partner at AC Ventures, menegaskan, “Urgensi untuk bertindak menghadapi perubahan iklim sudahlah jelas, terutama di Asia Tenggara. Demikian pula, peluang investasi pun tidak pernah sebesar ini. Kami bangga dapat terus mendukung Xurya sebagai pemain PLTS terbesar di sektor komersial dan industri di Indonesia. ”


“Kami sangat berterimakasih atas kepercayaan yang telah dilimpahkan para investor,” tambah Eka. “Target NZE tahun 2060 yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia merupakan suatu target yang sangat ambisius, namun kami yakin bahwa dengan gotong-royong, kita akan dapat mencapainya. Xurya siap untuk bekerja sama dengan seluruh pihak dalam mencapai target ini.”


Xurya didirikan pada tahun 2018 dengan visi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh para pelaku bisnis dalam mengadopsi energi terbarukan, yaitu biaya pemasangan awal yang tinggi. Xurya memberikan solusi berupa model sewa PLTS atap tanpa biaya awal bagi para pelaku bisnis agar dapat beralih ke energi terbarukan dengan mudah.


Pada tahun 2022 lalu, Xurya mendapatkan pendanaan sebesar 33 juta dollar AS dari East Ventures, Mitsui & Co. (Mitsui), Saratoga, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), Schneider Electric, dan New Energy Nexus. GoTo Ventures (d/h Tokopedia) juga termasuk sebagai investor tahap awal Xurya.


Hingga saat ini, Xurya telah memiliki lebih dari 170 PLTS yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. PLTS Xurya telah berkontribusi dalam menghindari emisi karbon sebesar 152.000 ton CO2 per tahun dan menghasilkan lebih dari 1.600 lapangan kerja hijau. Dengan dana dari putaran investasi saat ini, Xurya diproyeksikan dapat meningkatkan lagi kontribusinya dalam penghindaran emisi karbon sebesar 370.000 ton CO2 per tahun. Xurya juga aktif sebagai anggota Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), dan berpartisipasi sebagai pelatih dan pakar dalam pelbagai kegiatan “training of trainers” di bidang teknis PLTS. Pada tahun 2024, Xurya mendapatkan Sertifikasi B Corp sebagai pengakuan bahwa perusahaan telah menerapkan prinsip lingkungan, sosial, dan governance (ESG) dalam operasional bisnisnya.